Amal dan Ikhlas
الْأَعْمَالُ صُوَرٌ قَائِمَةٌ وَأَرْوَاحُهَا وُجُوْدُ سِرِّ الْإِخْلَاصِ فِيْهَا
“Amal adalah kerangka tegak, dan ruhnya adalah rahasia ikhlas yang ada di dalamnya.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam Ibn Athaillah al-Sakandari]
***
Amalan apapun yang Anda kerjakan adalah ibarat patung atau kerangka yang tidak nyawanya sama sekali. Ia hanyalah gambaran saja, dan tidak ada yang menggerakannya. Ia hanya bisa digerakkan jikalau ada ruhnya, yaitu ikhlas.
Ketika Anda mengerjakan suatu amalan, maka ada dua syarat yang perlu Anda penuhi, sehingga amalan Anda diterima oleh Allah Swt:
1)Ikhlas
Ikhlas adalah tiang utama dalam suatu amalan. Jikalau ia tiada, maka amalanpun tidak akan diterima. Jangan sampai seorang hamba meniatkan amalannya dan ibadahnya untuk selain Allah Swt. Walaupun, misalnya, dia membaca nama-Nya ketika melakukannya, namun jikalau niatnya sudah menyekutukan-Nya, maka amalannya tetap batal dan tidak sah.
2)Harus sesuai tuntunan Rasulullah Saw.
Perkara kedua yang perlu diperhatikan dalam suatu amalan adalah kesesuaiannya dengan tuntunan Rasulullah Saw. Boleh jadi seseorang menghabiskan seluruh waktunya untuk beramal dan beramal, namun jikalau tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw, maka amalannya sia-sia belaka. Ia hanya mendapatkan nol besar dan kelelahan semata.
Dua elemen ini harus ada dalam suatu amalan, agar ia diterima di hadapan Allah Swt. []