Allah Swt Maha Esa
كَانَ اللهُ وَلَا شَيْءَ مَعَهُ وَهُوَ الْآنَ عَلَى مَا كَانَ عَلَيْهِ
“Allah Swt itu ada, dan tidak ada sesuatupun bersama-Nya. Dia sekarang berada dalam keadaan yang sama dengan sebelumnya.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam Ibn Athaillah al-Sakandari]
Allah Swt itu ada, dan tidak ada yang meragui masalah ini sedikitpun. Bahkan orang kafir dan musyrik sekalipun, mereka mengakui adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Sedangkan orang-orang Atheis, maka mereka hanyalah tidak mempercayainya di mulut saja, sedangkan hati mereka meyakini-Nya dan mempercayai keberadaan-Nya.
Dia adalah Zat yang Maha Esa. Dia berdiri sendiri. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Ini jelas bertentangan dengan kepercayaan Nashrani yang mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Tiga di dalam satu: Tuhan Bapak, Tuhan Ibu dan Tuhan Anak. Selain tidak sesuai dengan tuntunan Syariat, kepercayaan ini juga bertentangan dengan logika sehat. Bagaimana bisa ada tiga pemimpin dalam suatu kerajaan atau negara. Hanya boleh ada satu. Jikalau tidak, maka negaranya akan kacau-balau.
Semenjak dahulu, keadaan-Nya tidak berubah. Keadaan-Nya akan tetap seperti selama-lamanya. Dia akan tetap menjadi Penguasa dan Maha Raja di semesta ini. Segala sesuatu selain-Nya adalah makhluk yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya. Dia adalah Zat yang Maha Esa.