Perilaku Seorang yang Arif
الْعَارِفُ لَا يَزُوْلُ اضْطِرَارُهُ وَلَا يَكُوْنُ مَعَ غَيْرِ اللهِ قَرَارُهُ
“Orang yang arif tidak akan hilang rasa butuhnya kepada Allah Swt, dan tidak akan merasa tenang selain bersama-Nya.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]
Orang yang Arif mengetahui, bahwa Allah Swt Maha Kaya dan Maha Kuasa, dan ia hanyalah hamba fakir`yang selalu membutuhkan bantuan-Nya dan limpahan raezki-Nya. setiap kali bertambah ilmunya dan Marifatnya tentang keagungan-Nya, maka semakin ia mengetahui kehinaannya dan kerendahannya di hadirat-Nya.
Jikalau ada sesuatu yang dibutuhkannya, maka ia segera menghampiri-Nya. mengungkapkan segala isi hatinya dan keluh kesah di dalam jiwa-Nya. pada saat itu, ia akan merasa tenang; walaupun himpitan hidup yang membebaninya belum juga terlepaskan. Ia akan menghabiskan sebahagian besar waktunya dalam bermunajat kepada-Nya. Bahkan setiap desahan nafasnya adalah untuk-Nya.
Orang yang Arif akan selalu menjaga adabnya bersama Penciptanya. Tidak ada di dalam dirinya rasa sombong, jikalau mendapatkan karunia-Nya. Ia sadar, bahwa semua yang didapatkannya adalah titipan semata dan hak orang lain yang harus ditunaikannya.
Bagaimanapun, seorang hamba tetaplah hamba, dan ia akan selalu membutuhan bantuan Tuhannya.