Terhijab
الْحَقُّ لَيْسَ بِمَحْجُوْبٍ, وَإِنَّمَا الْمَحْجُوْبُ أَنْتَ عَنِ النَّظَرِ إِلَيْهِ, إِذْ لَوْ حَجَبَهُ شَيْءٌ لَسَتَرَهُ مَا حَجَبَهُ. وَلَوْ كَانَ لَهُ سَاتِرٌ لَكَانَ لِوُجُوْدِهِ حَاصِرٌ وَكُلُّ حَاصِرٍ لِشَيْءٍ فَهُوَ لَهُ قَاهِرٌ. وَهُوُ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ
“Allah Swt tidak terhijab, akan tetapi engkaulah yang terhijab melihat-Nya. Karena jikalau ada sesuatu yang menghijab-Nya, maka Dia akan menutup apa yang menghijabnya itu. Jikalau ada penutup-Nya, berarti wujud-Nya terbatas. Sesuatu yang membatasi sesuatu lainnya, tentu ia menguasainya. Dan Dia Maha Kuasa terhadap para hamba-Nya.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]
Allah Swt tidak pernah terhijab, atau ada sesuatu yang menghalangi-Nya. Jikalau Anda tidak pernah mendapati-Nya dan menyaksikan cahaya-Nya, maka Andalah yang terhijab dari-Nya. Ini tidak akan terjadi, kecuali karena mata hati Anda telah buta dan tertutupi maksiat. Ibarat cermin, hati Anda sudah dipenuhi karat dan kotoran. Semakin Anda bermaksiat, maka mata hati Anda akan semakin buta.
Apa gunanya mata melihat, jikalau hati tidak mengenal hidayah-Nya. Anda akan tersesat dan akan terus tersesat di lembah kehinaan. Tidak ada jalan lain, kecuali kembali kepada-Nya dan bertaubat Nashuha, agar cahaya-Nya kembali diberikan-Nya. Dia adalah Zat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Jikalau ada sesuatu yang menghijab-Nya, maka hijab itu akan dihilangkan-Nya, bahkan dihancurkan-Nya. Dia tidak akan mampu dihijab selama-lamanya, karena kekuasaan-Nya tidak terbatas. Dan ini berbanding terbalik dengan makhluk-Nya, yang hanya memiliki kemampuan terbatas.
Sekuat apapun Anda, sebanyak apapun harta Anda dan sebebesar apapun kekuasaan Anda, maka Anda tetaplah budak-Nya dan hamba-Nya yang harus berbakti dan mengabdikan diri kepada-Nya. Jikalau Anda ingkar, maka azad-Nya siap menanti, baik di dunia maupun di akhirat kelak.