Jenis Penjagaan Allah Swt
السَّتْرُ عَلَى قِسْمَيْنِ: سِتْرٌ عَنِ الْمَعْصِيَةِ وَسِتْرٌ فِيْهَا. فَالْعَامَّةُ يَطْلُبُوْنَ مِنَ اللهِ تَعَالَى السَّتْرُ فِيْهَا خَشْيَةَ سُقُوْطِ مَرْتَبَتِهِمْ عِنْدَ الْخَلْقِ, وَالْخَاصَّةُ يَطْلُبُوْنَ مِنَ اللهِ السِّتْرُ عَنْهَا خَشْيَةَ سُقُوْطِهِمْ مِنْ نَظْرِ الْمَلِكِ الْحَقِّ
“Tutup Allah Swt itu ada dua: Tutup yang menghalangi dari maksiat, dan tutup ketika melakukan maksiat. Orang-orang awam memohon kepada-Nya untuk dilindungi dari maksiat, karena takut kedudukannya jatuh di hadapan manusia. Sedangkan orang-orang khusus memohon kepada-Nya untuk dilindungi dari maksiat, karena takut jatuh kedudukannya di hadapan-Nya.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]
Jikalau Anda ingin mengetahui bagaimana penjagaan Allah Swt terhadap para hamba-Nya, maka secara umum terbagi dua:
1-Penjagaan-Nya dari maksiat.
Dia menjaga para hamba-Nya agar tidak terjerumus ke dalam maksiat. Misalnya, Anda sedang lapar berat, namun belum sampai pada tingkatan darurat. Ketika Anda sedang jalan-jalan, Anda melihat sebakul nasi lengkap dengan lauk-pauknya. Jikalau Anda mengambilnya, maka Anda mencuri, karena itu hak orang lain, bukan milik Anda. Jikalau tidak diambil, maka perut Anda akan terus keroncong.
Pertanyaannya, bagaimanakah cara Allah Swt menjaga hamba-Nya dalam keadaan seperti ini?
Bisa jadi Dia mengilhamkan ke dalam hatinya agar mengingat dosa perbuatan maksiat yang akan dilakukannya. Panasnya api neraka lebih dahsyat dari rasa lapar yang sedang di rasakannya pada saat ini. Atau bisa juga Dia menghadirkan pemiliknya, kemudian menawarinya ikut makan bersamanya, atau memberikan makanan itu kepadanya. Pastinya, Dia akan memberikan jalan kepadanya untuk bebas dari maksiat dan tidak masuk dalam lingkarannya.
2-Penjagaan-Nya ketika bermaksiat
Ketika Anda bermaksiat, maka Dia menjaga Anda dan tidak menyebarkan Aib Anda di hadapan khayalak ramai. Dalam kehidupan sehari-hari, berapa banyak maksiat yang Anda lakukan, terutama secara sembunyi-sembunyi. Tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Dia dan Anda.
Bahkan, maksiat yang Anda lakukan itu, jikalau disebarkan, maka Anda akan merasa malu sekali untuk berjalan atau tampil di muka umum.
Akan tetapi, kasih sayang-Nya selalu dicurahkan kepada para hamba-Nya. Dia menutupinya dan tidak menyebarkannya kepada orang lain. Kehormatan Anda terjaga, dan Anda tidak kehilangan harga diri.
Masalahnya, kadang-kadang kita tidak mensyukuri nikmat besar yang diberikan-Nya ini. Ketika ditutupi-Nya, maka kita melakukannya lagi dan lagi. Seolah-olah kita tidak pernah jera bermaksiat kepada-Nya. Marilah bertaubat dengan sebenar-benarnya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Itulah dua jenis penjagaan yang diberikan-Nya kepada para hamba-Nya. Secara umum, ada perbedaan di kalangan orang awam dan orang khusus dalam menyikapinya. Jikalau orang awam, maka ia meminta kepada-Nya agar dilindungi dari maksiat, agar nama baiknya tidak tercoreng di hadapan khalayak dan tidak malu berhadapan dengan mereka. Sedangkan orang khusus, maka ia meminta kepada-Nya agar dilindungi dari maksiat, agar kedudukannya tidak jatuh di hadapan-Nya. Alangkah jauhnya perbedaan kedua kelompok ini.