Siapa yang Paling Layak Dipuji?
مَنْ أَكْرَمَكَ إِنَّمَا أَكْرَمَ فِيْكَ جَمِيْلَ سِتْرِهِ, فَالْحَمْدُ لِمَنْ سَتَرَكَ, لَيْسَ الْحَمْدُ لِمَنْ أَكْرَمَكَ وَشَكَرَكَ
“Jikalau ada orang yang memuliakanmu, maka sesungguhnya ia hanyalah memuliakanmu karena keindahan tutup Allah Swt. Pujian itu hanyalah layak dimiliki oleh Zat yang menutupi aibmu, ia tidak layak diberikan kepada orang yang memuliakanmu dan berterima kasih kepadamu.”
(Ibn Athaillah al-Sakandari)
[Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari]
Jikalau ada seseorang yang memuji Anda, maka jangan Anda terlalu senang dan larut dalam kebahagiaan. Ingatlah, ia memuji Anda karena hanya melihat sisi kebaikan dalam diri Anda. Ia sama sekali tidak mengetahui sisi kejelekan Anda. Seandainya ia tahu, maka Anda bisa membayangakan apa yang akan terjadi. Alih-alih akan memuji Anda, ia justru akan mencaci dan mencela Anda, bahkan menjauhi Anda.
Oleh karena itu, yang paling layak Anda syukuri adalah Zat yang telah menutupinya, yaitu Allah Swt. Bersyukurlah kepada-Nya dan berterima kasihlah. Jangan justru berterima kasih kepada orang yang memuji dan menyanjung Anda. Itu adalah jebakan. Jikalau Anda tidak hati-hati, maka Anda akan terperosok ke dalam jurang kemaksiatan.
Berterima kasihlah kepada Allah Swt yang telah menutupi segala aib Anda, sehingga Anda dipandang mulia dan terhormat di hadapan segenap umat manusia. Berusahalah untuk selalu membenarkan pujian yang dilontarkan kepada Anda, yaitu dengan menjaga diri untuk selalu berada di jalan kebenaran.