Antara Doa dan Ketentuan Allah Swt
Antara Doa dan Ketentuan Allah Swt
كَيْفَ يَكُوْنُ طَلَبُكَ اللَّاحِقُ سَبَبًا فِي عَطَائِهِ السَّابِقِ
“Bagaimana mungkin permintaanmu yang datang kemudian menjadi sebab pemberian Allah Swt yang sudah ditentukan sebelumnya.”
Ibn Athaillah al-Sakandari
Kitab al-Hikam karya Ibn Athaillah al-Sakandari
Jikalau Anda mendapatkan sesuatu pada hari ini, apakah itu karena permintaan Anda kepada Allah Swt dalam setiap doa Anda?
Tidak, sama sekali tidak. Bagaimana mungkin permintaan yang baru saja Anda panjatkan kepada-Nya bisa mendatangkan sesuatu yang sudah ditakdirkan-Nya bagi Anda. Mustahil. Apa yang Anda dapatkan hari ini, di masa lalu dan di masa depan, semua itu sudah ditetapkan-Nya di Lauh Mahfuzd. Tugas adalah berdoa kepada-Nya sebagai bentuk Ubudiyyah Anda, bukan jalan untuk memperoleh apa yang Anda inginkan.
Inilah salah satu kesalahan yang banyak terjadi di kalangan masyarakat awam. Mereka memandang doa itu bukanlah bentuk Ubudiyyahnya kepada sang Khalik, tetapi menganggapnya sebagai sarana yang menyebabkannya mendapatkan apa yang dipintanya.