Sunnah Menulis Wasiat
Di tengah kesibukan kita mencari dunia untuk memenuhi kebutuhan hidup, Islam mendorong kita untuk selalu mengingat kematian.
Kenapa?
Agar kita selalu punya orientasi akhirat, berusaha untuk mendapatkan ampunan Allah SWT atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan, taubat dan kembali kepada-Nya, memperbaiki amal perbuatan kita, mengembalikan hak orang lain jikalau ada di tangan kita, dan meminta maaf jikalau ada kata dan perbatan kita yang menyakiti orang lain.
Diriwayatkan oleh al-Turmudzi, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda:
أكثِرُوا ذكرَ هادِمِ اللذَّاتِ
"Banyak-banyaklah mengingat penghancur kenikmatan."
Maksudnya, kematian
Salah satu wasilah mengingat kematian itu adalah menulis wasiat, apalagi jikalau kita memiliki harta berlebih, atau memiliki hutang atau piutang, atau memilii kerjasama keuangan dengan pihak lainnya. Ini juga dilakukan terkait penjagaan amanah dan pemeliharaan hak.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Abdullah bin Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhuma, Rasulullah Saw bersabda:
ما حَقُّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ له شيءٌ يُوصِي فِيهِ، يَبِيتُ لَيْلَتَيْنِ إلَّا ووَصِيَّتُهُ مَكْتُوبَةٌ عِنْدَهُ
"Tidaklah hak (benar) seorang Muslim yang memiliki sesuatu untuk diwasiatkan, bermalam dua malam kecuali wasiatnya tertulis di dekatnya."
Ini merupakan salah satu sunnah Nabi yang penting diperhatikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. []