Sunnah Berobat dengan Madu
Berobat, merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad Saw. Bentuknya beraneka ragam, merujuk hadits Nabi. Dan salah satunya dengan Madu Lebah, khususnya yang berkaitan dengan sakit perut.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad Saw bersabda:
لِكُلِّ داءٍ دَواءٌ، فإذا أُصِيبَ دَواءُ الدَّاءِ بَرَأَ بإذْنِ اللهِ عزَّ وجلَّ
"Setiap penyakit ada obatnya. Jikalau benar obat penyakitnya, ia akan sembuh dengan izin Allah SWT."
Diriwayat juga oleh al-Bukhari, dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, ada seseorang mendatangi Nabi Muhammad Saw dan berkata:
"Saudaraku mengeluhkan perutnya (sakit)."
"Berilah ia minum madu," Jawab Nabi.
Kemudian datang lagi dan mengadukan hal yang sama.
"Berilah ia minum madu," Jawab Nabi lagi.
Kemudian datang lagi ketiga kalinya dengan aduan yang sama, dan jawaban Nabi juga sama.
"Berilah ia minum madu."
Kemudian ia datang lagi dan berkata:
"Aku sudah melakukannya."
Nabi Muhammad Saw berkata:
صَدَقَ اللَّهُ، وكَذَبَ بَطْنُ أخِيكَ، اسْقِهِ عَسَلًا
"Maha Benar Allah SWT. Dan sungguh dusta perut saudaramu. Berilah ia minum madu."
Maka, ia (kembali) memberikan minum Madu ke saudaranya, dan sembuh.
DR. Raghib al-Sirjani menjelaskan, "Nampaknya, pada awalnya, orang yang sakit perut, yang diadukan saudaranya itu, tidak puas dan tidak yakin dengan efek madu tersebut, sehingga bekas pengobatannya tidak terlihat. Ketika saudaranya menyampaikan kepadanya penegasan Nabi Muhammad Saw untuk meminumnya, maka ia pun meyakini efeknya, dan Allah SWT berikan kesembuhan. Apalagi Rasulullah Saw mengaitkannya dengan keimanan yang benar (al-Iman al-Shadiq) kepada Allah SWT, dengan mengatakan "Maha Benar Allah SWT". Ini merujuk firman Allah SWT:
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ
Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia
(Surat al-Nahl: 69)
Maka, marilah kita konsumsi Madu untuk pengobatan. Kita yakin ada kesembuhan di baliknya, dengan izin Allah SWT. Tapi, jangan sampai hal ini membuat kita tidak mau ke dokter dan mengkonsumsi obat-obatan yang sudah ditentukan oleh pakarnya. Merujuk ahli adalah sebuah kewajiban. []